Kami menyediakan paket wisata murah untuk liburan anda

Belum Puas di Goa Pindul?, Lanjutkanlah Tubing Sungai Oya

Goa Pindul, siapa yang tak kenal? Sebuah Goa Purba yang mengalir di dalamnya sungai bawah tanah yang begitu indah. Terdapat di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Jaraknya dari Kota Jogja sekitar 45 km. Goa ini amat terkenal terutama 3 tahun terakhir dan hampir selalu dipadati oleh wisatawan baik daerah maupun luar daerah bahkan wisatawan asing kadang juga penasaran ingin menikmati indahnya Goa ini. Dihari libur atau liburan sekolah bahkan Goa pindul dikunjungi antara 800 sampai dengan 1000 orang. Saking padatnya sehingga kita harus mengantri dengan mengapung di mulut Goa menggunakan Ban dalam truk yang sudah dipompa, tentu segala peralatan pelampung pribadi untuk keselamatan diri juga sudah menjadi SOP yang diwajibkan. Jika kita punya waktu luang yang lumayan banyak saya sarankan jangan pergi di hari libur atau liburan ke Goa Pindul sebab kurang bisa menikmati suasana Goa akibat terlalu banyaknya pengunjung yang berjejal termasuk di dalam Goa.
Cerita tentang indahnya Goa Pindul barangkali sudah banyak disampaikan oleh para sahabat kompasianer yang pernah mengunjungi kesana. Dan jika kita belum puas, dan ingin ingin menikmati wisata alam lainnya yang lebih memicu adrenalin, lanjutkanlah Tubing Sungai Oya. Tubing Sungai Oya adalah salah satu rangkaian lanjutan dari wisata Goa Pindul. Begitu keluar dari ekor Goa Pindul para pemandu wisata biasanya langsung menawari paket lanjutan, jika kita ada deal maka kita akan segera dibawa dengan Mobil Colt bak terbuka menuju suatu lokasi tertentu yang jaraknya hampir 2 km ke lokasi yang lebih ke hulu.
Masih dengan peralatan pengaman tadi setelah sampai di lokasi yang dituju, kita memasuki dan menelusuri arus deras Sungai Oya. Selain derasnya Arus tebing- tebing Sungai Oya juga amat indah dan eksotik, kanan dan kirinya penuh dengan batu-batu yang menjulang mirip dengan kondisi di dalam Goa cuma kalau disini beratapkan langit.

Setelah tubuh-tubuh kita yang bergelantungan di atas ban dibawa hanyut arus deras Sungai Oya dengan melewati berbagai batu serta riam-riam sedang yang ada di dalam sungai. Sampailah kita pada tempat yang dituju. Ada semacam kedung, atau air mengelompok akibat ada semacam sumbatan bebatuan yang terjadi secara alami. Sumbatan ini menyebabkan air seolah berhenti mengalir, cukup luas dan tentu sangat dalam. Di sudut yang lain terdapat air terjun kecil tumpahan dari air Goa pindul yang masuk ke Sungai Oya. Ajaib sungguh indah. Kita disarankan untuk mandi disini dan bermain main secara aman, tentu dengan pelampung yang terus melekat di badan.
Selain berenang dan mandi di sekitar air terjun tadi, di sudut lainnya juga terdapat tempat uji nyali atau sekedar untuk menaikkan adrenalin kita. Ada dua tempat yang cukup tinggi, kita bisa sedikit memanjat bebatuan dan sampailah dipuncak batu dengan ketinggian sekitar 4-5 m dari permukaan air. Eiit.... sabar... kita harus sedikit mengantri untuk meloncat dari puncak batu itu, karena cukup banyak orang yang akan mencoba meloncat dan ambyurr ke dalam sungai dari ketinggian 5 m tersebut. Beberapa wisatawan yang bermaksud meloncat terlihat ragu-ragu, sebagian bahkan tidak jadi karena takut ketinggian. Aku terus ingin melanjutkan dan setelah sampai di bibir batu aku lihat kebawah ternyata takut juga, tapi rasa takut itu berusaha kusembunyikan dan.....byurrr...badanku terbanting di sungai dan kembali meengapung, perjuangan berikutnya adalah mencapai tepian sungai dengan berenang yang lumayan berat.

Belum juga puas? Coba tengok ke sudut yang lain. Sedikit naik melalui air terjun tadi yang sudah diiberi alat bantu tangga sederhana dari besi. Kita dapat mencapai tempat tertentu untuk meloncat ke dalam air. Ketinggiannya tidak main-main sekitar 10 m dari permukaan air. Berdiri di ketinggian itu saja sudah membuat darah ini berdesir...serrr..seolah mengalir lebih cepat, apalagi meloncat.... beberapa orang juga tampak berkumpul di ketinggian ini. Berbeda dengan yang pertama di ketinggian 5 m, disini hanya sedikit orang, namun tetap saja antri sebab disini orang perlu sejenak menguatkan diri untuk berani meloncat. Aku sangat takut dan ingin mengurungkan diri, tapi dua anakku sudah lebih dulu meloncat dari ketinggian ini. Aku melihat tubuhnya melayang dan berhasil menyentuh air. Setelah perasaan sedikit agak tenang aku berlari dan....loncat....beberapa saat kemudian...plaakk......byuuurr... tubuh seberat 78 kg itu menghantam air dan tenggelam beberapa saat. Setalah muncul di permukaan dan mengambil nafas aku berusaha berenang menepi.

Setelah sampai di tepi sungai, terasa ada yang aneh di penglihatanku, pemandangan tampak bertebaran bintang, rupanya mata ku berkunang-kunang. Aku baru ingat tadi jatuh salah posisi, pemandu sebetulnya sudah memberikan tip supaya jangan ragu-ragu dan waktu loncat kaki harus lurus. Kesalahanku tadi waktu meloncat sedikit ragu karena takut, akibatnya kaki tidak bisa lurus, pantat tadi terasa menyentuh air lebih dulu dan terdengar bunyi plakk. Ampun deh tapi seru.
Setelah sekitar 45 menit puas, mandi, berenang dan loncat-lonacatan di dalam sungai, perjalanan di lanjutkan dan selesai. Di tepian sungai itu sudah disiapkan warung kecil, ada aneka jajanan dan wedang jahe anget. Para pemandu sangat sabar dan ramah, mereka juga merekam dan memotret berbagai aktifitas tersebut. Dua jempol deh pokoknya.(Sapardiyono)
Sumber : kompasiana.com